Kisah ini berlaku ke atas sebuah rombongan yang hendak mengerjakan haji melalui jalan laut. Tiba-tiba perahu mereka pecah, sedangkan waktu untuk mengerjakan haji sudah pun hampir. Di antara mereka, terdapat seorang yang membawa dagangan berharga lima puluh ribu, tapi orang ini segera meninggalkan hartanya yang belum dijumpai itu untuk pergi menunaikan ibadah haji. Maka ia ditegur oleh kawan-kawannya: "Tunggu dahulu di sini, kalau-kalau barangmu nanti ditemui!" kata mereka.
"Setelah aku melihat sendiri apa yang pernah kulihat, maka aku tidak akan meninggalkan ibadah haji serta doa para kekasih Allah, meskipun aku diberi kekayaan sepenuh dunia," jawabnya.
"Apa yang pernah anda lihat?" tanya kawan-kawannya.
"Ketika kami hendak berangkat menunaikan ibadat haji, tiba-tiba aku merasa sangat kehausan, sedangkan pada masa itu harga air minuman sangat mahal. Maka saya berputar-putar daripada rombongan yang pertama hingga yang terakhir, namun tidak ada air yang dijual atau lainya, sedangkan rasa kehausan telah memuncak.
Kemudian aku berjalan beberapa langkah, tiba-tiba aku melihat seorang fakir yang membawa tongkat dan tempat air. Lalu ia menyacakkan tongkatnya di tempat air untuk mandi, air pun menyembur di bawah tongkat dan mengalir terus ke kolam air.
Maka saya pergi ke kolam air itu dan minum daripadanya, kemudian saya penuhi girbah (timba) tempat airku, lalu aku memberitahu semua rombongan untuk mengambil air sehingga puas kesemuanya. Sedangkan air tetap menyembur dengan derasnya. Apakah kita akan meninggalkan tempat yang dihadiri oleh orang-orang sedemikian itu"?
-------------------------------------------------------------------------
MUTIARA KATA HIKMAH
Orang yang suka memikirkan kegembiraan untuk orang lain, maka terlebih dahulu kegembiraan itu akan singgah kepadanya.
___________________________________________________
* Dipetik dari buku Himpunan Kisah-kisah Teladan dan Mutiara Kata karangan Ibnu Ghazali dan Mohd Najib.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan